Setelah menamatkan sekolah rakyat pada tahun 1909, Nur Sutan Iskandar bekerja sebagai guru bantu. Pada tahun 1919 ia hijrah ke Jakarta. Di sana ia bekerja di Balai Pustaka, pertama kali sebagai korektor naskah karangan sampai akhirnya menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Balai Pustaka ( 1925 - 1942 ). Kemudian ia diangkat menjadi Kepala Pengarang
Berawal dari angkatan Balai Pustaka, lahir berbagai macam genre sastra. Dari segi estetika, karya sastra pada zaman Balai Pustaka cenderung menggunakan bahasa perumpamaan, ejaan lama, pepatah, dan peribahasa yang bercorak romantik. Selain itu, alur penceritaan bersifat lurus dan tokoh berwatak datar. Sastra angkatan Balai
1. Siti Nurbaya. Jakarta : Balai Pustaka. 1920 mendapat hadiah dari Pemerintah RI tahun 1969. 2. La Hami. Jakarta : Balai Pustaka. 1924. 3. Anak dan Kemenakan. Jakarta : Balai Pustaka. 1956. 4. Memang Jodoh (naskah roman dan otobiografis) 5. Tesna Zahera (naskah Roman) 6. Gadis yang Malang (novel Charles Dickens, 1922).
angkatan “Balai Pustaka” lainnya yang banyak mengangkat tema. Novel ini dipilih karena tokoh Lilian merupakan anak yang manja dan sulit bersosialisasi. Tujuan penelitian ini,
.
novel angkatan balai pustaka